Merancang Program yang Berdampak pada Murid untuk membentuk Students Agency

Students Agency
membentuk kepemimpinan murid

Koneksi Antar Materi 3.3

Students Agency

Apa itu Students agency? Dalam padanan bahasa Indonesia, students agency dikenal dengan sebutan kepemimpinan murid. Sebelum mempelajari modul 3.3 yang mengusung tentang program yang berdampak pada murid, pemikiran saya tentang konsep kepemimpinan murid sangatlah sempit yaitu hanya sebatas bagaimana murid mampu menunjukkan kemampuannya mengatur kelompok seperti menjadi ketua kelas, ketua kelompok, ketua panitia, dan lain sebagainya. Hal ini juga diamini oleh beberapa rekan sejawat yang saya ajak diskusi tentang apa sih kepemimpinan murid itu.

Pemahaman tentang Students Agency sangat berhubungan dengan leadership. Di mana kata leadership sering dirujuk pada pemimpin, orang yang di depan, orang yang mengatur orang lain. Pada poin ini saya merasa tercerahkan dan digiring pada pemahaman yang benar tentang apa itu students agency. Dari yang saya pelajari, Students agency dapat dipahami sebagai sebuah sikap murid yang  mampu mengatur diri sendiri, bersikap proaktif, meregulasi diri sendiri, dan merefleksikan diri. 

Apa indikator yang dapat mengukur students agency pada murid? Murid yang sudah memiliki students agency dalam dirinya memiliki akan terlihat dari beberapa indikator berikut ini:

  1. mampu mengarahkan pembelajaran mereka sendiri
  2. membuat pilihan-pilihan, menyuarakan opini
  3. mengajukan pertanyaan dan mengungkapkan rasa ingin tahu
  4. berpartisipasi dan berkontribusi pada komunitas belajar
  5. mengkomunikasikan pemahaman mereka kepada orang lain
  6. melakukan tindakan nyata sebagai hasil proses belajarnya.

Murid yang merupakan seorang pengamat, penjelajah, penanya, dan juga yang memiliki rasa ingin tahu atau minat terhadap berbagai hal. Karena rasa ingin tahu, proses interaksi, dan juga pengalaman mereka dengan orang lain dan lingkungan sekitarnya, murid dapat  membangun sendiri pemahaman tentang diri mereka, orang lain, lingkungan sekitar, maupun dunia yang lebih luas. Dapat disimpulkan bahwa murid sebenarnya memiliki  kemampuan atau kapasitas untuk mengambil bagian atau peranan dalam proses belajar mereka sendiri. Mereka memiliki ide dan pendapat yang luar biasa, mereka memiliki keinginan apa yang ingin dan tidak ingin dilakukan, serta tanggung jawab melakukan amanah yang diberikan. Akan tetapi, tidak semua murid memiliki kemampuan mandiri membentuk students agency dalam dirinya. Siapa yang harus berkontribusi dalam pembentukan students agency murid?

Peran Guru Terhadap Pembentukan Students Agency

Setelah saya melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang sudah berjalan selama ini, ternyata ada beberapa hal yang harus diluruskan. Tanpa sadar, seringkali bertindak ataupun menentukan apa yang harus dilakukan tanpa bertanya pendapat mereka. Hal ini terjadi karena merasa bahwa mereka belum mengetahui apa yang mereka inginkan. Sehingga guru terkesan mendikte murid. Hal ini tentu saja bertentangan dengan konsep Ki Hajar Dewantara yang mengatakan bahwa seorang guru itu harus menjadi penuntun murid-muridnya. 

Ki hajar Dewantara juga mengenalkan tiga semboyan yang wajib diresapi oleh para guru yaitu Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, dan Tut Wuri Handayani. Dari tiga semboyan tersebut, guru dapat mengambil peran-peran penting yang nantinya akan mengantarkan murid mencapai kebahagiaannya. Bagaimana caranya?

Ing Ngarsa Sung Tuladha dalam Bahasa Indonesia adalah ketika di depan, memberikan teladan/contoh. Dalam semboyan yang pertama ini, guru harus mampu menjadi inspirator bagi murid. Guru harus mampu menjadi panutan yang baik sehingga nilai-nilai yang terekam dalam jiwa murid adalah nilai-nilai kebaikan. Oleh sebab itu, anggapan bahwa tugas guru selesai saat bel pulang berbunyi sangatlah keliru.

Semboyan kedua yaitu Ing Madya Mangun Karsa. Semboyan ini menuntut guru mampu membuat murid untuk membangun ide-ide dan juga kemauan (karsa). Guru yang berada di tengah (madya), harus mampu mengarahkan dan juga menumbuhkan semangat pada murid dalam proses pembelajaran. 

Dan semboyan terakhir, yaitu Tut Wuri Handayani. Guru, ketika berada di belakang harus mampu mendorong, memberikan semangat pada murid-muridnya. Murid yang memiliki karakteristik berbeda-beda akan memiliki perbedaan juga dalam menyikapi hal yang ditemui dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu guru harus mampu mengidentifikasi kebutuhan dan karakter setiap murid sehingga mampu memberikan dorongan dan juga semangat sesuai dengan apa yang mereka butuhkan.

Ketiga semboyan di atas akan dapat diterapkan dengan baik ketika guru menyadari bahwa murid-murid yang diajar memiliki keragaman latar belakang, budaya, gaya belajar, tingkat ekonomi, kegemaran, kebutuhan dan lain sebagainya. Hal ini bukanlah sebuah kendala bagi seorang guru untuk menjalankan tugas dan fungsinya untuk menuntun murid mencapai kebahagiaan dan juga keselamatan sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zamannya. Itulah mengapa sangat penting seorang guru untuk menerapkan pembelajaran berdiferensiasi untuk mengakomodasi keragaman tersebut. Murid yang merasa memiliki pengalaman belajar bermakna tentu akan mampu menginternalisasi pelajaran-pelajaran yang disampaikan sehingga ia akan mengetahui apa yang diinginkannya dan juga bagaimana mencapai tujuannya.

Hal ini yang akan memungkinkan murid mampu menunjukkan voice, choice, dan ownership-nya dalam berbagai proses pembelajaran baik intrakurikuler, ko kurikuler, dan juga ekstrakurikuler. 

Voice  atau suara adalah ide atau pendapat dari murid. Ide dan pendapat ini jangan sampai dimatikan karena keegoisan seorang guru. Dengan mampu mengajukan pertanyaan, menyumbangkan ide-ide, dan juga menyuarakan pendapatnya, maka pembentukan students agency sudah ada di depan mata.

Selanjutnya, setelah murid mampu menyuarakan ide/pendapatnya (Voice) hal penting yang harus didorong adalah choice (pilihan). Memberikan kesempatan pada murid untuk membuat pilihan berarti guru memberikan kesempatan pada murid untuk mengenali dirinya, mengidentifikasi kekuatannya. Jadi ketika murid sudah tahu dirinya maka tidak akan sulit untuk mengungkapkan pilihannya dengan percaya diri. Kegiatan yang dapat mendorong murid untuk memberikan choice-nya antara lain:

  1. Memberikan kebebasan murid memilih kegiatan ekstrakurikuler.
  2. Membiarkan murid memilih kelompoknya.
  3. Memberi kesempatan murid menentukan perannya dalam sebuah kelompok atau komunitas;
  4. Dan masih banyak lagi.

Poin terakhir dari student agency, yakni ownership. Rasa memiliki terhadap proses pembelajaran atau peran yang dilakukan dapat dilihat dari bagaimana murid berpartisipasi aktif menjalankan proses pembelajaran atau peran yang dipilihnya dengan penuh tanggung jawab. Murid yang merasa memiliki akan merasa senang menjalankan segala aktivitasnya.

Peran utama seorang guru dalam menumbuhkan students agency adalah:

  1. Mendampingi murid agar pengembangan potensi kepemimpinan mereka tetap

sesuai dengan kodrat, konteks dan kebutuhannya.

  1. Mengurangi kontrol kita terhadap mereka.

Contoh Kegiatan yang Dapat Menumbuhkan Students Agency

Berikut ini adalah beberapa contoh kegiatan di sekolah yang dapat membantu murid untuk membentuk students agency:

  1. Melibatkan murid dalam menentukan produk pembelajaran

Misalnya dalam kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila, sekolah membuat taman toga. 

Voice: Mengajak murid menentukan kelompok, menentukan tanaman apa saja yang akan ditanam, dan bagaimana merawat tanaman-tanaman tersebut.

Choice:  Murid menentukan tanaman apa yang akan ditanam kelompoknya. Murid memilih peran dan juga jadwal untuk merawat tanaman tersebut.

Ownership: Murid melaksanakan tugasnya dengan penuh tanggung jawab dan tidak segan memberikan umpan balik baik kepada teman atau kepada guru dalam proses pembuatan taman toga tersebut.

  1. Ekstrakurikuler

Voice: Guru mengajak perwakilan kelas dan juga OSIS menggali informasi kegiatan ekstrakurikuler apa saja yang akan diadakan oleh sekolah. Ketika sudah terbentuk tim pengurus masing-masing ekstrakurikuler, murid dapat memberikan gagasan tentang bentuk-bentuk aktivitas ekstrakurikuler yang diinginkan, jadwal latihan rutin, program ekstrakurikuler, dan sebagainya. 

Choice: Memberikan kebebasan murid untuk menentukan ekstrakurikuler apa yang ingin diikutinya. Murid boleh menentukan perannya dalam susunan kepengurusan ekstrakurikuler, misalnya menjadi ketua, wakil, sekretaris, bendahara, atau anggota.

Ownership: Murid aktif mengikuti kegiatan ekstra, tidak sungkan memberikan masukan atau feedback, dan juga menjalankan peran yang dipilih dengan penuh tanggung jawab.

  1. Pentas Seni 

Voice: Menentukan tema pentas seni, menentukan tampilan apa saja yang akan ditampilkan dalam pentas seni, menyusun kepanitiaan, mengusulkan bintang tamu yang akan diundang.

Choice: murid memilih akan berkontribusi dalam bidang yang diinginkan misalnya performer, bagian dekorasi, publikasi, dan lain sebagainya.

Ownership: Memberikan masukan atau feedback, dan juga menjalankan peran yang dipilih dengan penuh tanggung jawab.

 

 Kapan Students Agency harus dibentuk?

Students Agency harus dibentuk sedini mungkin. Student agency tidak hanya ditujukan kepada murid-murid yang sudah besar seperti murid dalam jenjang SMP atau SMA. Murid TK dan SD juga dapat mulai ditumbuhkan kepemimpinan muridnya. 

Saya saat ini mengajar kelas satu Sekolah Dasar. Yang penting untuk diperhatikan dalam pembentukan kepemimpinan murid atau Students Agency adalah murid itu sendiri. Hal pertama yang harus dipetakan adalah karakteristik murid, kegiatan apa saja yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan student agency untuk murid level bawah, dukungan apa yang saya butuhkan, dan bagaimana kebijakan sekolah dalam menyukseskan program ini.

 

Demikianlah tentang program yang mampu menguatkan students agency pada murid. Tidak ada hal yang tidak mungkin untuk dilakukan selama kita memiliki komitmen dan keinginan yang kuat. Guru adalah petani, yang akan merawat dan membantu murid-muridnya tumbuh sesuai kodrat. Guru adalah penuntun yang tidak akan memaksa murid. Guru akan selalu mengutamakan kebaikan murid-muridnya.

0 Shares:
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *