Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Seorang Pemimpin

Pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin
Pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin

Koneksi Antar Materi Modul 3.1

Menjadi seorang pemimpin sudah pasti akan dihadapkan dengan berbagai permasalahan yang menuntutnya untuk mengambil sebuah keputusan yang bijaksana. Dalam kegiatan Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 6 ini, saya selaku Calon Guru Penggerak telah dibekali dengan pengetahuan-pengetahuan penting yang dapat menuntun saya untuk menjadi seorang pengambil keputusan yang baik. Materi pada modul 1 tentang filosofi Pendidikan Kihajar Dewantara dan materi pada modul 2 yang meliputi tentang pembelajaran berdiferensiasi, kompetensi sosial emosional, dan juga coaching, ternyata sangat berhubungan erat dalam proses pengambilan keputusan yang berbasis pada nilai-nilai kebajikan. Berikut adalah rangkuman pembelajaran yang saya dapatkan selama mengikuti Pendidikan Guru Penggerak sampai saat ini.

Pengaruh Pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka Terhadap Bagaimana Seorang Pemimpin Mengambil Keputusan

Dalam mengambil keputusan, seorang guru dan juga kepala sekolah sebagai seorang pemimpin harus selalu mengingat filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara. Ki Hajar Dewantara telah mengingatkan kita semua bahwa sejatinya tujuan utama Pendidikan adalah murid. Seorang pemimpin harus memikirkan apakah setiap keputusan yang dibuatnya berpihak pada murid, mengandung nilai-nilai kebajikan universal, dan dapat dipertanggungjawabkan.

Hal tersebut di atas tentu saja sejalan dengan Pratap Triloka Ki Hajar. Guru sebagai seorang pemimpin sekaligus panutan murid dan orang-orang di sekitarnya harus mampu memberikan teladan yang baik. Hal ini sejalan dengan Pratap triloka yang pertama yang berbunyi ing ngarsa sung tuladha. Setiap pengambilan keputusan yang dilakukan oleh guru harus mampu menunjukkan karsa atau usaha keras sebagai wujud filosofi Pratap Triloka yang kedua yang berbunyi ing madyo mangun karsa. Dengan pemberian contoh atau suri teladan yang baik dalam bertindak termasuk dalam mengambil keputusan dan juga pemberian motivasi yang kuat untuk selalu menuju pada nilai-nilai kebajikan yang universal, diharapkan guru dapat melatih murid untuk dapat menyelesaikan atau mengambil keputusan terhadap permasalahannya sendiri dengan cara memberikan arahan-arahan yang baik. Ketika seorang guru bertindak sebagai pamong yang mengarahkan murid menuju kebahagiaan setinggi-tingginya, maka guru tersebut sedang menjalankan Pratap Triloka ketiga yang berbunyi Tut Wuri Handayani.

Pengaruh Nilai-Nilai yang Tertanam dalam Diri Pemimpin Terhadap Prinsip-Prinsip yang Diambil dalam Pengambilan Sebuah Keputusan

Dalam sebuah proses pengambilan keputusan, nilai-nilai yang tertanam dalam diri seorang guru sebagai seorang pemimpin memiliki peranan yang sangat besar. Nilai-nilai yang dimiliki, dipahami, dan dipahami ibarat sebagai tongkat yang akan memandu supaya tetap teguh dalam jalan kebaikan dan tidak melenceng dari nilai-nilai tersebut. Oleh karena itu, seorang guru perlu sekali menanamkan nilai-nilai positif dalam dirinya sehingga setiap keputusan yang diambil tepat sasaran, berpihak pada murid, dan mengandung nilai-nilai kebajikan universal.

Nilai-nilai positif yang penting dimiliki oleh sorang guru antara lain mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, serta berpihak pada murid. Nilai-nilai tersebut merupakan prinsip yang harus dipegang teguh ketika seorang guru dituntut untuk mengambil keputusan dari dua pilihan yang secara logika dan rasa keduanya benar atau berada dalam situasi dilema etika (benar vs benar) dan ketika berada dalam dua pilihan antara benar melawan salah (bujukan moral) yang menuntut seorang pemimpim untuk berpikir secara seksama supaya keputusan yang diambil tepat sasaran dan diterima oleh semua pihak.

Nilai-nilai positif yang dimiliki oleh seorang guru seperti disebutkan di atas, merupakan manifestasi dari pengimplementasian kompetensi sosial emosional yang dimiliki oleh guru. Kompetensi sosial emosional ada lima yaitu: kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, kemampuan berelasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggungjawab. Dengan kompetensi sosial emosional tersebut, maka seorang guru mampu mengidentifikasi masalah, mengambil Langkah-langkah keputusan dengan baik sehingga menghasilkan keputusan terbaik sesuai dengan prinsip-prinsip pengambilan keputusan.

Coaching Vs Pengambilan Keputusan

Bagaimana kegiatan terbimbing yang dilakukan pada materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan coaching yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran Pendidikan Guru Penggerak, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah diambil. Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif? Masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri atas pengambilan keputusan tersebut?

Pada modul 2 Pendidikan Guru Penggerak, diajarkan bagaimana melakukan coaching yang bail. Hal ini sangat penting dalam mengasah keterampilan menggali suatu masalah yang sebenarnya terjadi baik masalah dalam diri kita maupun masalah yang dimiliki orang lain serta bagaimana menentukan solusinya. Dalam coaching, dikenalkan model coaching yang disingkat dengan TIRTA. Tirta merupakan kepanjangan dari Tujuan, Identifikasi, Rencana Aksi, dan TAnggung jawab.  Alur TIRTA ini jika dilakukan beriringan dengan sembilan langkah konsep pengambilan dan pengujian keputusan sebagai evaluasi terhadap keputusan yang telah diambil, maka akan menghasilkan sebuah keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan, mengandung nilai-nilai kebajikan universal, dan tentunya berpihak pada murid.

Peran Nilai-Nilai yang Dianut Pendidik dalam Menyelesaikan Kasus yang Fokus pada Masalah Moral atau Etika

Dalam modul 3.1 diberikan pengetahuan tentang adanya dilema etika dan juga bujukan moral (moral temptation). Ada masalah yang menyuguhkan kebenaran atau dikenal dengan benar melawan benar. Seorang pemimpin harus mengambil keputusan terbaik diantara hal yang baik atau benar. Hal ini dikenal denga dilema etika. Sedangkan ketika ada permasalahkan yang menyuguhkan hal benar dan salah, maka hal ini disebut dengan bujukan moral atau moral temptation.

Nilai-nilai yang dimiliki, diyakini, dan juga dijalankan oleh guru akan mempermudah guru dalam bersifat obyektif menyikapi sebuah masalah. Nilai-nilai tersebut juga akan membuat guru lebih peka terhadap mana yang baik, mana yang buruk, atau mana-mana yang harus didahulukan untuk dilakukan. Dengan kata lain, selain kompetensi sosial emosional, nilai-nilai positif dalam diri guru akan membuat guru mampu berpikir jernih dan lebih bijaksana dalam mengambil keputusan.

Keputusan yang diambil dengan pikiran jernih, pertimbangan yang matang, dan kepekaan yang terasah, maka akan lebih mudah diterima orang lain. Selain itu, keputusan yang diambil akan memiliki minim peluang untuk mendatangkan efek negative di kemudian hari.

Dampak Pengambilan Keputusan yang Tepat Pada Terciptanya Lingkungan Yang Positif, Kondusif, Aman Dan Nyaman

Dalam materi Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin, saya dibekali dengan wawasan dan pengetahuan tentang dilema etika, bujukan moral, prinsip-prinsip pengambilan keputusan , dan juga Sembilan Langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Diharapkan setelah mempelajari materi ini, saya sebagai CGP dan juga sebagai guru yang merupakan pemimpin pembelajaran mampu mengambil keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan, mengandung nilai-nilai kebajikan, berpihak pada murid.

Dalam mengambil keputusan, seringkali kita dihadapkan pada kasus-kasus yang mengandung dilema etika maupun bujukan moral. Ada empat dilema etika dalam pengambilan keputusan, yaitu: individu lawan kelompok (Individual vs Community), keadilan lawan belas kasihan (justice vs mercy), kebenaran lawan kesetiaan (Trusth vs Loyalty), dan jangka pendek lawan jangka Panjang (short term vs long term).

Untuk memastikan efektifitas sebuah keputusan, dapat dilakukan 9 langkah pengujian. Dengan demikian, seorang pemimpin mampu mengidentifikasi permasalahan yang timbul, mengurai fakta-fakta yang relevan, melakukan uji legal, intuisi, kode etik, dan merefleksi keputusan yang diambil. Dengan demikian setiap keputusan yang diambil akan memiliki hasil akhir yang baik, yang minim dampak buruk, dan juga sesuai dengan ketentuan yang berlaku, serta berempati pada orang lain. Hal ini membuat semua orang yang berkenaan dengan keputusan tersebut akan menerima dengan legowo sehingga dalam kehidupan berorganisasi akan tercipta keharmonisan dan keselarasan.

Tantangan dalam Mengambil Keputusan Terhadap Kasus-kasus Dilema Etika

Tantangan dan kesulitan dalam pengambilan keputusan yang berbasis nilai-nilai kebajikan tentu saja selalu ada. Ketika ada dalam kasus dengan paradigma dilema etika, pasti tidak semua pihak merasa puas dengan keputusan tersebut. Hal ini membutuhkan kesepahaman pandangan dari berbagai pihak bahwa keputusan yang diambil sudah dipertimbangan dengan matang sesuai dengan kebutuhan dan juga fakta-fakta yang ada di lapangan. Keputusan tersebut juga sudah diambil dengan mempertimbangkan nilai-nilai kebajikan dan pastinya berpihak pada murid. Dengan demikian diharapkan keputusan tersebut dapat dijalankan Bersama denga naman, nyaman, dan damai.

Pengaruh Pengambilan Keputusan Yang Diambil dengan Pengajaran yang Memerdekakan Murid-Murid

Tujuan dari Pendidikan yang memerdekakan murid adalah mampu menuntun dan mengarahkan murid untuk mencapai kebahagiaan setinggi-tingginya sesuai dengan kodrat yang dimilikinya. Jika keputusan yang diambil guru sebagai pemimpin pembelajaran memang sudah benar-benar menimbang dengan masak-masak tentang ap aitu kebutuhan murid, bagaimana karakter murid, efektifitas keputusan yang diambil, dan bagaimana dampaknya terhadap murid, maka keputusan yang diambil tentu akan memiliki pengaruh yang besar dalam menciptakan atmosfir Pendidikan yang memerdekakan murid. Lagi-lagi dibutuhkan kesepahaman dan persamaan visi baik guru dan juga murid supaya dapat menjalankan keutusan tersebut bersama-sama dengan penuh tanggungjawab.

Bagaimana Seorang Pemimpin Pembelajaran dalam Mengambil Keputusan Dapat Mempengaruhi Kehidupan Atau Masa Depan Murid-Muridnya

Sudah dipahami bersama bahwa seorang guru juga merupakan seorang pemimpin pembelajaran yang setiap keputusannya akan memberikan dampak atau pengaruh pada lingkungan terutama pada murid-muridnya. Oleh sebab itu, dalam mengambil keputusan guru harus mampu melihat suatu kasus dari berbagai sisi dan juga memprediksi dampak keputusan tersebut pada siswa dalam jangka panjang.

Sebagai contoh, ada murid yang sangat berbakat dalam bidang seni dan sudah diterima di fakultas seni universitas impiannya dari jalur beasiswa. Pada saat tes, murid tersebut melakukan kecurangan dengan mencontek. Jika dilaporkan pada kepala sekolah, murid tersebut dapat dicabut beasiswanya. Sebagai guru tentu kita harus mengajarkan kepada semua murid untuk bersikap jujur. Tindakan kecurangan dalam bentuk apapun pasti tidak bisa diterima. Akan tetapi jika murid ini dicabut beasiswanya, tentu akan merugikan masa depannya.

Disinilah kemampuan guru mengambil keputusan diuji. Guru harus membuat keputusan yang membuat murid tersebut sadar, tahu, serta tidak akan mengulangi perbuatan kurang baik tersebut tanpa menghilangkan kesempatannya mendapat beasiswa idamannya.

Kesimpulan

Setelah mempelajari modul 1, modul 2, dan juga modul 3.1 ini saya dapat menyimpulkan bahwa:

  1. Guru memiliki berbagai peran yang salah satunya adalah pemimpin pembelajaran. Dengan nilai-nilai dan peran guru sebagai guru penggerak, diharapkan segala keputusan yang diambil selalu memihak pada murid, mengandung nilai-nilai kebajikan, dan dapat dipertanggungjawabkan.
  2. Pengambilan keputusan tidak boleh dilakukan dengan sembarangan apalagi dengan terburu-buru tanpa pertimbangan yang matang. Tidak jarang dalam memutuskan suatu hal, kita dihadapkan pada paradigma dilema etika dan juga bujukan moral. Guru harus mampu mengidentifikasi bujukan moral dan dilema etika dengan tepat sehingga Langkah yang diambil dalam memutuskan masalah juga tepat dan tidak menimbulkan dampak buruk di kemudian hari.
  3. 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan akan sangat membantu mengukur efektifitas keputusan yang diambil.
0 Shares:
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *